JAKARTA - Kepolisian Indonesia menyatakaan Bahrun Naim sebagai dalang serangan teror bom di kawasan Sarinah, Jakarta, kemarin. Pria yang dianggap berambisi menjadi pemimpin ISIS di Asia Tenggara itu pernah bisnis warung internet (warnet) di Solo sebelum pergi ke Raqqa, Suriah yang dikenal sebagai “ibu kota” ISIS.
Bisnis warnet pernah dijalani Bahrun di Solo, Jawa Tengah, tujuh tahun lalu. Namun, pada tahun 2011, pria itu ditangkap atas tuduhan kepemilikan senjata ilegal. Tuduhan itu membuatnya dipenjara selama tiga tahun.
Sejak itu, menurut Kepolisian Indonesia, nama Bahrun Naim muncul sebagai pemain kunci dalam jaringan militan yang tumbuh di kawasan Jawa Tengah. Sekitar setahun lalu, Bahrun Naim pergi ke Suriah dan bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Pria itu menjadi tenar di kalangan militan. Dia bahkan aktif menulis blog untuk “mendidik” para pengikutnya terutama setelah serangan terkoordinasi di Paris pada bulan November2015. Melalui blog itu pula, Bahrun Naim mengobarkan “perang gerilya” di Indonesia.
Kantor berita Reuters melalui kenalan Bahrun Naim pernah menjalin kontak. Media asing itu pernah dihubungi Naim pada 24 November 2015 melalui pesan Telegaram, di mana dia mengungkap bahwa pendukung ISIS akan beraksi di Indonesia.
Kapan dan bagaimana rencana aksi itu, Bahrun tidak membeberkannya.”Tinggal menunggu pemicu yang tepat,” bunyi pesan pria yang mengidentifikasi dirinya sebagai Naim kala itu yang dilansir Reuters, Jumat (15/1/2016). Namun, sejak itu Bahrun Naim tidak melakukan kontak lagi sampai akhirnya serangan teror bom melanda kawasan Sarinah kemarin.
Pakar terorisme, Sidney Jones, juga memantu blog yang ditulis Bahrun Naim. Menurutnya, jauh hari sebelum serangan teror bom Sarinah, Bahrun Naim telah memuji serangan di Paris. ”Dalam sebuah posting blog berjudul; ’Pelajaran dari Paris Serangan’ dia mendesak penonton (militan) Indonesia untuk mempelajari perencanaan, penargetan, waktu, koordinasi, keamanan dan keberanian dari tim Paris,” tulis Sidney Jones di diInterpreter, yang dikutip Daily Mail.
Sumber: http://international.sindonews.com/read/1077260/40/jejak-dalang-bom-sarinah-dari-bisnis-warnet-solo-ke-suriah-1452830520
Bisnis warnet pernah dijalani Bahrun di Solo, Jawa Tengah, tujuh tahun lalu. Namun, pada tahun 2011, pria itu ditangkap atas tuduhan kepemilikan senjata ilegal. Tuduhan itu membuatnya dipenjara selama tiga tahun.
Sejak itu, menurut Kepolisian Indonesia, nama Bahrun Naim muncul sebagai pemain kunci dalam jaringan militan yang tumbuh di kawasan Jawa Tengah. Sekitar setahun lalu, Bahrun Naim pergi ke Suriah dan bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Pria itu menjadi tenar di kalangan militan. Dia bahkan aktif menulis blog untuk “mendidik” para pengikutnya terutama setelah serangan terkoordinasi di Paris pada bulan November2015. Melalui blog itu pula, Bahrun Naim mengobarkan “perang gerilya” di Indonesia.
Kantor berita Reuters melalui kenalan Bahrun Naim pernah menjalin kontak. Media asing itu pernah dihubungi Naim pada 24 November 2015 melalui pesan Telegaram, di mana dia mengungkap bahwa pendukung ISIS akan beraksi di Indonesia.
Kapan dan bagaimana rencana aksi itu, Bahrun tidak membeberkannya.”Tinggal menunggu pemicu yang tepat,” bunyi pesan pria yang mengidentifikasi dirinya sebagai Naim kala itu yang dilansir Reuters, Jumat (15/1/2016). Namun, sejak itu Bahrun Naim tidak melakukan kontak lagi sampai akhirnya serangan teror bom melanda kawasan Sarinah kemarin.
Pakar terorisme, Sidney Jones, juga memantu blog yang ditulis Bahrun Naim. Menurutnya, jauh hari sebelum serangan teror bom Sarinah, Bahrun Naim telah memuji serangan di Paris. ”Dalam sebuah posting blog berjudul; ’Pelajaran dari Paris Serangan’ dia mendesak penonton (militan) Indonesia untuk mempelajari perencanaan, penargetan, waktu, koordinasi, keamanan dan keberanian dari tim Paris,” tulis Sidney Jones di diInterpreter, yang dikutip Daily Mail.
Sumber: http://international.sindonews.com/read/1077260/40/jejak-dalang-bom-sarinah-dari-bisnis-warnet-solo-ke-suriah-1452830520
Tidak ada komentar:
Posting Komentar